BARU 10 PERSEN LINTAS SEKTOR PARTISIPASI DI KAMPUNG KB

Bandung – Perwakilan BKKBN Jabar Online : Pasca pencanangan Kampung KB secara nasional oleh Presiden Jokowi di awal 2016 lalu, partisipasi lintas sektor masih menjadi PR besar dalam pengelolaan Kampung KB. Kampung KB sejatinya dapat menjadi pintu masuk intervensi lintas sektor dalam pengelolaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara holistik integratif.
Hal ini diakui Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Sukaryo Teguh Santoso saat silaturahmi bersama para jurnalis dan awak media se-Jabar di Rumah Makan Riung Panyileukan, jalan Cibeunying Selatan Bandung, jumat (13/10).
Pria yang akrab disapa Teguh ini mengakui bahwa belum semua sektor yang terlibat di Kampung KB. Ia bahkan menilai tingkat partisipasi lintas sektor baru 10 persen saja dari seluruh sektor yang diharapkan. 

“Idealnya seluruh sektor terlibat di Kampung KB. Kementerian PMK sebenarnya sudah mendesain agar seluruh kementerian dapat berkomitmen di Kampung KB. Tapi fakta di lapangan masih belum” kata Teguh.

Lebih jauh ia menerangkan sektor yang paling kelihatan baru BKKBN dan jajaran Kesehatan. Sebaliknya yang masih minim adalah dukungan untuk pengembangan infrastruktur di Kampung KB. Namun demikian pihaknya berkeyakinan kedepan ada banyak peluang seluruh sektor dapat berkolaboarasi.

Salah satu yang potensial menurutnya adalah melalui pemanfaatan potensi dana desa untuk membiayai program Kampung KB. Menurutnya tidak hanya infrastruktur Kampung KB saja yang dapat dibiayai oleh dana desa, tapi juga bisa untuk memenuhi sarana dan prasarana lainnya di Kampung KB, termasuk dalam mendukung operasional para kader.
Kemudian saat ditanya apa yang menjadi sasaran akhir dari Kampung KB, Teguh menjelaskan bahwa makna Kampung KB adalah pelembagaan pembudayaan KB dalam arti luas, tidak dipandang sebatas kontrasepsi saja. Jadi selain membina kesertaan ber-KB, juga untuk memperkuat ketahanan keluarga dan menumbuhkan kembali semangat gotong royong sesama warga dan rasa memiliki terhadap kampungnya sendiri.

Pada akhirnya tutup Teguh, Kampung KB akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana tidak ada lagi keluarga pra sejahtera, tidak ada PUS yang tidak terlayani kebutuhan ber-KBnya, tidak ada warga yang tidak terlayani oleh faskes, tidak ada anak putus sekolah, kurang gizi, stunting dan sebagainya, serta lingkungan infrastruktur kampung yang sudah bagus. (HK)
Diberdayakan oleh Blogger.